Jika anakmu kelak bertanya: “Ayah, siapa sukarelawan itu?”
Mungkin ini bisa
menjadi jawabannya.
Sukarelawan itu bukan manusia biasa Nak…
Sukarelawan itu….
Orang yang nggak boleh sakit
Orang yang sanggup menahan kantuk
Orang yang terus berpikir, mengingat, dan memperhatikan kondisi orang lain.
Orang yang makan seadanya
Orang yang kadang kehilangan waktu dengan orang-orang yang disayanginya.
Dan bila dia kembali bertanya:
“Kenapa Ayah mau jadi sukarelawan?”
Saya akan menjawab:
“Dulu ada yang bilang, sukarelawan itu orang yang kelak berada di antara surga dan neraka.
Ilmu agama Ayah tidak cukup untuk menggapai surga, namun ayah tidak mau masuk neraka. Jadi mungkin, di tengah-tengah lebih baik.”
Dan bila dia kembali bertanya:”Kapan Ayah berhenti bekerja dan pensiun?”
…………………
Sukarelawan tidak pernah bisa berhenti bekerja dan pensiun Nak…
Sekalipun Ayah nanti memutuskan berhenti bekerja dan pensiun, bila orang tahu Ayah seorang sukarelawan, pasti akan ada pertanyaan dan permintaan pertolongan untuk kesehatan mereka.
Dan bila dia kembali bertanya: “Berapa gaji Ayah?”
Gaji Ayah adalah melihatmu tetap sehat Nak…
karena ayah hanya punya sedikit waktu untuk mengurusmu.
Gaji Ayah adalah melihat orang yang Ayah tolong tersenyum, bangun, dan berjalan kembali.
Tidak ada yang lebih berharga dari itu Nak…
Dan bila dia kembali bertanya:”Kalau Ayah terus menolong orang lain, siapa nanti yang menolong Ayah?”
Tuhan Nak, doa kamu, dan doa orang-orang yang Ayah tolong, adalah obat dan penguat kesehatan aAah.
Bila dia sudah selesai bertanya, katakan ini:
Bila kamu nanti besar, Ayah harapkan, jadilah orang yang berguna.
Orang yang berguna itu tidak perlu jadi seorang sukarelawan, tapi bila kamu mau jadi sukarelawan, yang terpenting, jagalah kesehatanmu, jagalah amalanmu, dan jagalah profesimu.
Dan saat kamu menjadi sukarelawan, hati dan pikiranmu akan lebih banyak tercurah untuk orang-orang yang meminta bantuanmu.
Tulisan yang indah mengenai sukarelawan…
Sukarelawan tak pernah pensiun, karena panggilan jiwanya tak pernah mengijinkan berhenti berbuat hal yang beguna.