Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

Cerita Cinta Enrico oleh Ayu Utami -Review

cerita_cinta

Jangan pernah membayangkan kisah cinta-cintaan era tahun 2000. Jangan membayangkan cinta kita kepada pujaan hati saat masa SMA. Cinta tidak sesepele itu.

Enrico Caruso, merupakan penyanyi tenor Italia yang sangat mencintai ibunya. Tiap kali ia bernyanyi, maka yang terbayang adalah wajah ibunya. Itu lah cinta Enrico.

Cinta Enrico ini lah yang diharapkan Syrnie, ibu dari bayi berkaki kecil yang lahir di Padang. Bayi ini lahir bersama saudara kembarnya revolusi PRRI 15 Febuari 1958. Maka dari itu, bayi ini diberi nama Enrico.

Betul saja, Enrico benar-benar mencintai Ibunya. Sejak kecil, Enrico senang menyemir sepatu pantovel ibunya. Enrico bagai melihat bidadari saat ibunya memasukkan kaki kokohnya ke dalam pantovel hebat itu. Ibunya selalu memuji Enrico atas setiap hasil jerih payahnya.

Tapi cinta tetap lah cinta. Cinta berubah menjadi benci ketika ibunya tidak lagi sesosok makhluk indah yang selalu memuji Enrico. Ibunya mempercayai kepercayaan baru yang mengagung-agungkan hari kiamat. Ibunya mulai menjauhi kenikmatan duniawi. Enrico yang tidak menyetujui apa apa yang dikatakan ibunya mulai mencintai ayahnya, Irsyad seorang tentara jujur. Saking jujurnya, kerapkali menyeret keluarganya dalam kesulitan sampai pada masa orde baru. Ayahnya membebaskan Enrico untuk beragama, yang penting tetap berbuat baik dan menolong sesama.

Tak tahan dengan aturan-aturan Ibunya, Enrico berniat untuk melanjutkan sekolah di ITB. Enrico bukan merantau, tapi dia tidak berniat untuk pulang. Dia akan menjadi makhluk sebebas-bebasnya! Meskipun dengan pergi ke Bandung, ia harus meninggalkan ayah yang dicintainya.

Enrico benar-benar bebas setelah pergi dari Padang. Dia tidak menikah, tapi tidak pula kesepian. Selalu ada wanita yang menemaninya, silih berganti. Dia sangat menghargai wanita, namun tidak ingin berada dalam ikatan pernikahan. Ia tidak ingin wanita-wanita itu menjadi seperti ibunya.

Semua berbeda ketika ayahnya meninggal dunia. Ibunya telah lama meninggal, namun waktu itu, kesepian belum merasukinya. Baru lah ketika anggota keluarga terakhir yang ia cintai meninggal, kesepian bagai penyakit yang tidak dapat ditolak. Ia butuh seorang kekasih! Diumur 40an ini, apakah ada yang bersedia mencintai Enrico seutuhnya?

(Review oleh: Winarti Nurhayu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *