Berdamailah dengan waktu, kuakui sulit memang
Berdamai, kata yang selalu aku dengar
Kata yang selalu dikumandangkan ketika semuanya carut marut
Damai
Damai lah kau dengan keadaan, dengan waktu yang menghunusku bagai pedang
Aku berlari namun waktu ternyata lebih kencang melesat
Benar memang kalau ‘Waktu adalah Pedang’
dan….
Demi Masa Sesungguhnya Manusia itu Kerugian
Aku mencoba berdamai dengan keadaan namun rasanya sulit,
Bagai menghunus pedang dalam puing-puing kebebasanku
Posisiku sulit, apa yang aku jalani membuatku tak bisa bernafas kawan
Sulit sangat sulit
Aku pikir hanya aku yang merasakannya
Tapi tenyata tidak!
Sistem ini terlalu mencekikku,
Bisahkah berubah?
Berubah? semudah itu kah? tampaknya tidak!
Untuk apa sistem ini dibuat?
Untuk mengikat kami yang ingin kebebasan?
Aku ingin menjadi burung yang terbang bebas melayang sesuai apa yang aku inginkan
Tapi nampaknya itu tak bisa
Sangkar emas ini terlalu kuat mengurungku
Mengurungku dengan berjuta kegelisahan
Kami sudah dewasa, namun mengapa sistem ini dibuat layaknya kami anak kecil?
Hemp…sudah lah? mungkin ini takdir? yup takdir!
Kembali lagi untuk masalah ‘sistem’
Ingat ‘sistem’!
Apa sebenarnya yang mereka pikirkan saat membuat sistem itu
Apa sebenarnya tujuan mereka?
Mereka membuat sistem ini begitu rumit
Wajar banyak yang kalang kabut bahkan hilang kesadaran akibat sistem ini
Aku baru tersadar setelah sekian lama mengamati sistem ini
Ada pihak-pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari sistem ini
Keuntungan itu tak lain ‘materi’
‘Materi’!
Ya, ternyata ‘materi’ bermain dibalik sistem ini, sebuah sitem yang membuat pelakunya kalang kabut bahkan hilang kesadaran
Semoga sistem seperti itu tidak menjamur layaknya boyband-boyband masa kini
Dan cukuplah ku berdamai dengan waktu
Bogor, 12 Maret 2011
oleh: Eneng Nunuz R
*untuk semua orang yang terjebak dalam sistem, damaikan jiwamu, karena waktu akan mengganti peluhmu.