Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

Untukmu yang memberi telinga

Selamat malam kamu,
Yang tak pernah memberi harap,
Yang tak pernah berusaha berharap,
Apa kabar?
Kali ini, aku berharap semesta tengah berpihak padamu
Apa kabar mimpimu?
Sudahkah kau raih lebih dulu daripada aku?
Atau
Ah, aku tak mau mengandai-andai
Ekspektasi tinggi itu menyakitkan
Sudah lama kita tak saling bersua,
saling menyapa, apalagi bertemu muka
Kamu bahagia?
Aku tidak!
Hemph, masih ingatkah kamu tentang obrolan kita tempo dulu,
dikali terakhir kita bertemu?
Ah, aku malu membahasnya
Aku harap kau tak lagi ingat,
karena memang tak pantas untuk diingat
Hemph, aku bingung mulai dari mana
Banyak hal yang ingin kubagi denganmu
tapi kita tak lagi punya banyak waktu
Aku mendadak bingung
Bisakah kita bertemu saja?
Kali ini ingin ku curi waktumu
Ku pinjam telingamu sesukaku
Tahu kah kamu, jarak ini menyadarkan ku
Aku butuh kamu
Tak hanya telingamu, namun juga hatimu
Bisakah aku memintamu?
Iya kamu, bukan dia
Yang dulu menggetarkan hatiku
Yang tiap tatap matanya menghujam jantungku
Yang tiap ucapnya melambungkan mimpiku
Aku hanya butuh kamu,
Yang rela membunuh waktu bersamaku
Yang rela telinganya memanas karena ocehanku
Yang hatinya, tak pernah bisa menyentuh kerasnya hatiku
Banyak rasa terserak
Banyak kenangan tersurat
Banyak tanya tak pernah terjawab
Karena memang tak pernah terucap
Untukmu yang telah memberi telinganya untukku
Memberi waktunya padaku
Berdebat hebat denganku
Terima kasih
karena rasa ternyata tercipta
bukan hanya karena soal tatapan mata
Dibawah ribuan bintang yang menerangi malam
Ada rindu yang diam-diam makin mendalam
Salam hangat untuk semua rasa yang terpendam

Karya: Eneng Nunuz Rohmatullayaly
Bogor, 10/2/2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *