aku mengurung jiwaku
di luar jantung-hati
sisanya
sebuah suara parau. mendalam.
dan tengggelam
aku menyembunyikan namaku
di dalam tanah
yang berbaur di darahku
sungguh, tak kusangka, kau begitu
mengasihiku,
katamu,” keraskan potongan tubuh itu,
hilangkan isi perut dan lemak, lalu masukkan
dalam keranjang bambu dan biarkan
aku disini mengasapinya selama mungkin”
aku menyembunyikan namaku
di dalam tanah, tapi tidak juga
membusuk padahal seminggu
sebelum obituariku kau pajang
di koran, telah kuternakkan
10 ribu cacing, apa daya
kasih sayangmu keburu mengendusnya
tak biarkan siapa pun menguraiku,
selain kauseorang
sungguh, tak kusangka, kau begitu
mengasihiku
yang, kelewat sendiri
yang, kelewat sepi