Dari sepiring nasi
aku pikir,
perut diisi: lapar
perut diisi: lapar
perut lapar diisi
kenyang
perut lapar diisi
kenyang
dari perut-perut buncit
aku pikir,
perut diisi: lapar
perut diisi: lapar
perut lapar diisi
kelaparan
perut lapar diisi
kelaparan
antara seorang yang kelaparan
seorang yang kekenyangan
mulai belajar cara jadi
petani.
seorang yang kelaparan, sibuk
menyangkul sisa-sisa luka lahan
di hatinya, menanam benih air matanya,
menyiram benih-benih itu
dengan doa, dengan tegak imannya
seorang yang kekenyangan, sibuk
mendirikan perkebunan, di sana-sini
di kota di kampung, ia tanami
pohon dengan genus aturan, spesies
suka-suka sendiri
di kebun kampung, ia tanam pohon
hutang-pihutang
di kebun kota, ia tanam pohon iri hati
di kebun tetangga, ia tanam pohon berbuah
yang tidak pernah dimakan
di keinginan cita, ia tanam pohon aturan.
“memiliki itu berasal dari sesuatu yang dimiliki”, aturan 1
“dilarang memakai sempak merek rider, berwarna hijau”, aturan 2
“dilarang buang air, kalau tidak punya uang 2000 rupiah, terpaksa ikhlas dipanggil anjing gila”
“dilarang kawin dengan anak orang, kalau tidak tergolong laki-laki sholeh, berduit tebal,
berewokan”
“dilarang masuk, ke tempat-tempat maksiat, hanya orang yang berbaju rapih, orang baik, yang bisa masuk katanya”
Sialan.
(Oleh: Adi)