Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

Puisi penutup setelah selingkuh

aku masih kebingungan
mana lebih dulu
di pungut
‘u’ atau ‘a’
sebab bila memilih
keduanya
ia harus menjelma
peluk
lalu angslup ke dalam
luka
memeluk luka seorang peluka
menelurkan kebohongan lagi demi ketentraman hati.
ah, tidak peduli
sarapan pagi atau makan malam
semua dipenuhi dusta

masih kuingat
percakapan terakhir. di malam terakhir. dingin menusuk galak. sepi meringis lirih. kau menutup sgalanya. pintu rumah. juga hatimu. tapi, masih kuingat jejak jemarimu menyusuri rambutku, menatanya sedemikian rapih.

jujur. aku sering memikirkan dia meski kutelah
berkekasih
jujur. berat melawan kalimat-kalimat yang berdesakan
minta disuarakan mesti belum tentu
dapat kauterima. bibirku bergetar menggigil.
dadaku mengembang terisi angin topan yang hendak menyapu bersih kelopak mawar. tercabik, tersungkur, tercerai-berai menjadi sisa-sisa yang tak mampu dikoyak lagi. menorehkan luka dimana-mana.

mencintai diri sendiri, itu aku!
terusterang, aku suka degup kencang jantungku, ketegangan lalulalang darahku, saat bercakap denganmu. sungguh aku ingin merasakannya. lagi. dan lagi. bahkan aku tak ingin memiliki dan dimiliki oleh desir itu. aku tidak ingin merubah desir itu. sangat tidak ingin.
di lain diri, berkeras hati, memisahkan kita, aku takut. degup, desir itu hilang. aku takut. entah di kapan waktu, aku menjadi mesin penghancur bagi kasihmu. jadi terus lah buat jarak yang jauh, buat aku lebih bergetar lagi!

kuputuskan memilih kekasihku yang baik hati, ketimbang kau yang kusuka. sebab yang berdegup, berdesir selalu mengundang tanya dan jawaban tak terduga, kuharap teruslah seperti itu. maaf.

Oleh: Adi Darmawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *