“Ternyata ada jarak yang begitu jauh antara kedekata raga dan kedekatan rasa” – Yang tertinggal_Hanny Kusumawati
Quote di atas disadur dari kumpulan cerpen “Perempuan yang Melukis wajah: 11 cerita pendek di hari hujan”. Cerpen ini berisikan 11 cerita pendek yang ditulis oleh sastrawan Indonesia, seperti: Ainun Chomsun, Fajar Nugros, Hanny Kusumawati, Karmin Winarta, M. Aan Mansyur, Mumu Aloha, Ndoro Kakung, Wisnu Nugroho. Karya-karya di dalamnya sangat tepat untuk menemani kita di kala hujan dengan secangkir teh manis hangat, sangatlah nikmat.
Tengok saja penggalan-penngalan quote yang di ambil dari kumpulan cerpen ini.
“Humsafar. Kekasih. Belahan jiwa. Kawan seperjalanan”. Humsafar.
“Aku ingin mengenangmu sambil menghayati kisah sengsara Minggu Palma”. Daun Palma.
” Dalam kesedihan dan kearifannya, waktu adalah teman yang baik”. Lelaki naga.
” …. dan samar hanyalah kata lain dari pengingkaran diri”. Bagaikan cerita cinta yang tokoh utamanya mengasingkan diri ke gunung.
” setiap pilihan punya konsekuensi yang harus ditanggung. Dan kita, kita sudah bukan anak-anak lagi”. Enam jam.
” Apakah kamu pernah mendengar kisahj56h tentang malaikat yang menemani setiap butir air hujan yang turun ke bumi?”. Hujan, malaikat, dan Ibu.
“Ternyata ada jarak yang begitu jauh antara kedekatan raga dan kedekatan rasa”. Yang tertinggal.
“Tidak ada yang lebih lama daripada menanti pertemuan ini selama dua puluh tahun”. Semoga kamu baik-baik saja.
“Dia matahari. Aku hujan. Kami melahirkan pelangi.” Perempuan bermafela kelabu.
“Kau dan aku tak akan pernah bisa berpisah lagi. Kita bersama selamanya”. Perempuan yang melukis wajah.
“Tuhan, turunkan hujan besok sore. Hujan yang deras”. Hujan, deras sekali.
Kalau penasaran dengan cerita-cerita lengkap dari kumpulan cerpen ini, silahkan Anda nikmati “Perempuan yang melukis wajah” diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama di tahun 2012.
Dari sebelas cerpen-cerpen yang memikat, favorit saya adalah “Perempuan bermafela kelabu”, Bagaimana dengan kamu?
(PRI_2017)