Terus terang,
saat aku mengajak bicara kau
aku tidak kenal suara,
makna dari kata itu
terus terang, saat
aku mengajak kau pelukan
terasa lingkar lengan itu
begitu renggang
aku tidak kenal
hangat, erat dipeluk
oleh kau
kenapa? jujur, siapa yang
sedang ada dalam dirikau?
ini seperti kausedang
disuntikkan banyak
cairan kata, menampungnya
lalu kaumuntahkan padaku
terus terang saat aku
mengajak kau bicara
aku tidak kenal suara,
makna dari kata itu
padahal akuingin mengenal
siapa yang sedang ada dalam
diri kau
hingga aku pun bertanya
“siapa yang juga sedang ada
dalam diriku?”
apa setiap diri kita, dipertentangkan
oleh mereka yang sedang ada, bahkan
telah lama tinggal dalam sendiri?
apa memiliki itu memastikan?
apa memiliki itu menghilangkan
seluruh macam keraguan?
sementara rumah kenangan bisa
mendatangi kapan saja,
menjalari akar-akarnya, menyusup
ke tidur kau, kemimpi aku
menjelma
sebagai tokoh-tokoh yang tidak
pernah cukup dicintai, sangat
melebihi paling.
jika perasaan saling memiliki,
apa kau mau berkali-kali
kita saling mengulangi memiliki lagi?
sampai maut mati.
(Oleh: Adi)