
(Catatan Maknakata: Puisi ini telah dinobatkan sebagai pemenang Kedua Lomba Cerpen 2016-Departemen Biologi 2016)
Selamat datang Tuan
Saya ingin menawarkan kopi atau teh
Musim ini udara begitu dingin Tuan
Terlalu dingin untuk Bunga Matahari dapat bertahan
Namun kemarin sosok Matahari datang
Apa Tuan ingin memesan kopi atau teh?
Matahari datang membawa kehangatan, Tuan
Matahari datang membisikan buaian kasih dan cinta
Membuat Bunga Matahari mendamba sang Matahari
Kopi atau teh tidak masalah untuk Tuan bukan?
Karena Tuan membutuhkan keduanya
Seperti Bunga Matahari yang membutuhkan Matahari
Sehingga Matahari memberi janji harapan kehidupan kepada Bunga Matahari
Membuai Bunga Matahari dapat bermimpi bersama Matahari
Tuan, saya masih menawarkan, kopi atau teh?
Hari sudah berganti menjadi malam Tuan
Matahari pergi menghilang tanpa pesan
Begitu pun dengan Alam tak memberi kabar
Mereka saling bersekongkol
Hanya mempermainkan Bunga Matahari
Tuan, Saya bertanya sekali lagi!
Tuan ingin kopi atau teh?
Bunga Matahari selalu menunggu setitik cahaya di gelapnya malam, Tuan
Berharap Matahari kembali datang memberikan kehidupan
Menagih janji yang diberikan oleh Matahari
Hingga Ia menjadi layu
Kenapa Tuan diam?
Kopi atau teh, Tuan?
Bunga Matahari sekarang sudah mati, Tuan
Ia tersiksa menunggu buaian janji Matahari
Tuan, apa Anda hendak menolak penawaran kopi atau teh?
Bunga Matahari menyesal, Tuan
Ia berharap Matahari sejak awal tidak datang
Sehingga Bunga Matahari sudah mati
Tanpa harus mengenal Matahari
Jadi, Tuan tak ingin memesan kopi atau teh?
Kenapa Tuan datang?
Apa Tuan tahu?
Matahari itu Tuan
Bunga Matahari itu Saya
Seharusnya Tuan tidak usah datang
(Oleh: Rara)