
Ada jingga yang menyeruak bersama senja
Langit berubah warna dari cerah menjadi buram
Matahari berganti bulan
Awan yang berarak berganti ribuan bintang
Malam sunyi, sesekali terdengar suara kayu yang meringis dilahap si jago merah
Segelas teh hangat jatuh tepat di kerongkongan
Malam beranjak larut dalam keheningan surgawi
Selamat malam!
Kemudian,
Ada mentari yang menyeruak dari balik bebukitan
Bersama kicauan burung dan senandung alam ucapan selamat datang
Embun yang menggantung di rerumputan
Terpecah oleh kaki-kaki yang menyentuhnya
Sementara, dibalik jaket tebal sang tubuh mengurung panas,
Mengusir dingin yang menusuk hingga tulang-tulang bahkan sendi
Segelas kopi hangat tiba dalam genggaman
Dan setangkup rasa haru tiba-tiba hinggap di tepian hati
Ada senyum tersungging diujung bibir tipismu
Kelana,
Tak sanggup ku hapus memori indah tentangmu
Terlampau sulit bagiku meninggalkanmu
Indah dirimu terpatri jelas di seluruh inderaku
Kelana,
Jemari ini belum lelah berkisah tentangmu
Kaki ini belum cukup rapuh untuk berhenti berlari ke arahmu
Bahkan diri ini terlalu lemah jika merelakanmu
Kelana,
Kapan kita berkelana
Melihat lebih dekat
Merasa lebih dalam
Dan berpikir lebih luas
Kelana,
Kapan lagi kita berkelana
Menyelami diri sesungguhnya
Menciptakan bahagia sebenarnya
Dan menginspirasi selamanya
Kelana,
Bersamamu terukir jejak hidupku
Jika kau darmaga,
Maka aku hanya ingin berlabuh di darmagamu selamanya
Bogor, 15 Juni 2016
Eneng Nunuz R