Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

Kasta

Sebuah kalimat yang saya kutip dari Pramoedya Ananta Toer.

“Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan”

kalimat yang selalu mencambuk diri saya ketika diperdengarkan lagi dan lagi.

Banyak diantara kita berlomba-lomba untuk menjadi terpelajar atau terlihat terpelajar?

Apa dengan lahir dari orang-orang yang terpelajar lantas secara otomatis menjadi terpelajar?

Kadang ya, sebuah institusi yang konon menjadi pencetak orang terpelajar pun, apa iya perilakunya sudah menunjukkan kaum-kaum terpelajar?

Jika menengok lagi kalimat Pram, seorang terpelajar itu harus adil sejak dalam pikiran. Lalu saya bertanya apa itu adil?

Bagi saya sendiri, adil itu tidak membatasi. Oke-oke dalam hal ini konteks membatasi bukan berarti memberikan kebebasan yang kebablasan.

Setidaknya, memberi kesempatan yang sama untuk semua orang tanpa melihat warna kulit, agama, ras, dan asal usul. Jangan berpatokan pada pembeda lalu kita tak bisa dapat kesempatan yang sama.

Ketika melihat semua manusia adalah manusia, yang memiliki hak dasar yang sama, tentu dengan kewajiban yang berbeda.

Bukankah jalan hidup kita yang rencanakan? alurnya kita yang tentukan? kewajiban yang diemban adalah buah dari pilihan?

Ah, saya sedang bicara apa sebenarnya?

“Masih zaman kah ada kasta diantara kita?”

Saya rasa hal itu selamanya akan hidup, tapi yang mungkin bisa membuat segalanya lebih adil, ketika kita tak saling memakan hak-hak diantara kita dan tidak menganggap rendah orang lain lantaran darah.

Sudah ya,

semoga saya adil sejak dalam pikiran. 🙂

ENR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *