Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

KASIH YANG TAK SAMPAI

kevin-hill-sunray-forest
Paint by: Kevin Hill – Sunray Forest

(Catatan MaknaKata: Cerpen ini telah dinobatkan sebagai pemenang Pertama dalam Lomba Cerpen 2016-Departemen Biologi IPB)

Dia adalah segalanya bagiku.

Dari hari pertama aku muncul ke dunia ini, Dialah yang pertama kulihat.

Kami selalu bertemu setiap harinya, walau nantinya malam selalu memisahkan kami, karena Dia harus bertemu kekasihNya yang lain.

Tak mengapa bagiku, memiliki cinta bertepuk sebelah tangan, terkadang Angin selalu mengejekku karena cinta yang tak berbalas.

Karena tanpaNya aku tak bisa hidup. Dan begitupula kekasihNya yang lain.

TanpaNya, aku tak mungkin bertemu dengan anak-anakku sekarang. Dan begitupula kekasihNya yang lain.

Kami memang tak pernah bersua, bagaimana bisa, kalau Dia selalu dikelilingi kekasihNya yang lebih cantik dariku.

Apalah aku ini dibandingkan kekasihNya yang lain, tak pantas rasanya memintaNya untuk mencintaiku.

Hari ini langit mendung, tandanya Dia tak akan muncul. Hujan selalu menjadi penghalang bagi kami berdua bertemu, selain malam tentunya. Aku hanya bisa terdiam. Kuharap hujan segera berhenti sehingga aku bisa bertemu denganNya.

**

“Oh hujan bisakah kau pergi sebentar, aku harus bertemu dengannya hari ini!”

“Tidak! Hari ini aku mau turun disini, pergilah Kau sana, bertemu kekasihMu yang lain”

“Tapi dia yang spesial bagiKu, tidak kah kau lihat betapa cantiknya dia”

“Iya memang dia cantik, tapi apa kau pernah mengatakan hal itu kepadanya? Kau hanya muncul dihadapannya dengan angkuh, tak pernah mengatakan apapun, memberi tanda bahwa Kau suka padanya saja tidak pernah, seolah – olah hanya dia yang mencintaiMu”

“Bagaimana mungkin Aku bisa memberitahunya dengan keadaanKu yang seperti ini”

“Aku hanya akan turun hari ini, besok aku akan pergi ke tempat lain, Kau tunggulah dengan sabar”

Aku hanya bisa diam mendengar perkataan hujan. Baiklah akan Kutunggu dengan sabar sampai besok. Toh tiap hari Aku selalu bertemu dengannya.

**

Hujan ternyata turun sampai malam, ah kalau begini keadaannya aku tidak mungkin bertemu dengannya hari ini.

Angin tetiba datang menerpa wajahku, ia nampak ketakutan.

Kau harus segera pergi dari tempat ini

Bagaimana mungkin bisa, seumur hidupku kuhabiskan ditempat ini.

Ada Manusia yang datang.

Ah Manusia rupanya. Angin pernah berbisik kepadaku kalau mahluk yang bernama Manusia itu adalah perusak. Mahluk sejenisku sudah banyak yang mati karena ulah Manusia. Walau begitu aku belum pernah bertemu dengan mahluk yang bernama Manusia itu.

Tiba – tiba terdengar suara asing. Lalu muncullah mahluk yang disebut Manusia. Mereka bagaikan monyet tapi berdiri dengan dua kaki. Mereka ada banyak. Beberapa memegang sesuatu yang terbuat dari logam. Ya benda itulah yang mengeluarkan bunyi bagai perut bumi yang bergejolak.

“Bos yang ini bagus untuk dijual atau dijadikan furniture, harganya pasti mahal, kita babat saja?”

“Iya, babat habis, kita harus selesaikan penebangan ini sebelum subuh, sebelum ada polisi hutan yang lewat”

Apa maksud Manusia ini? Aku sama sekali tidak mengerti.

Seketika aku merasakan sakit yang amat pada badanku, oh tidak, ternyata Manusia menempelkan benda logam itu pada badanku. Mau apa mereka padaku. Jadi ini mengapa mereka disebut Angin sebagai mahluk perusak. Mereka ingin menghilangkanku dari dunia ini. Rasa sakit itu semakin menjadi seiiring benda logam itu masuk lebih dalam ke badanku. Rasa sakit yang tak tertahankan.

Aku tidak boleh mati, tidak sebelum aku bertemu Dia. Sebelum aku menyatakan kecintaanku padaNya.

Semakin benda logam itu menyayat badanku, semakin lemas aku dibuatnya. Semua seakan gelap, semua seakan pergi dari hadapanku. Aku meninggalkan dunia ini, meninggalkan sesuatu yang tak terbalas.

**

Akhirnya hujan dan malam pergi dari hadapanKu, Aku bisa segera bertemu dengannya. Walau tidak bisa mengucapkannya langsung, setidaknya ada Angin yang bisa membantuku.

Apa yang terjadi? Kenapa dia menghilang? Hanya sebagian tubuhnya yang telah mati yang bisa kutemukan.

“Angin, Angin, dimana kau? Apa yang terjadi dengan pohon cantik yang berdiri disitu?”

Ah kau rupanya Matahari, sayang sekali kau baru muncul, si pohon itu kemarin baru ditebang oleh Manusia

“Ditebang? Maksudmu diambil oleh mahluk perusak itu untuk dijadikan sesuatu seperti kekasih-kekasihku yang lainnya?”

Iya

“Tapi aku belum sempat menyatakan kecintaanKu padanya”

Dan dia juga belum sempat menyatakan kecintaannya padaMu

**

Dua polisi hutan itu berjalan menyisir hutan lindung yang sekarang sudah gundul dibabat habis oleh penebang liar tadi malam.

“Kalau begini terus habis hutan kita dalam beberapa tahun”, kata salah satu polisi yang berbadan lebih besar dibanding temannya.

“Mau bagaimana lagi, di hutan seluas ini hanya kita berdua yang bertugas, semua area hutan tidak mungkin dapat kita awasi dalam waktu sehari. Kita harus segera melapor ke Pusat, setidaknya meminta tambahan personil”

“Itupun kalau disetujui. Aku ini sudah berkali – kali menghubungi Pusat, namun kepastiannya sama saja seperti menyuruh anakku yang masih bayi untuk mengendarai mobil”

Dua polisi hutan itu hanya bisa duduk termenung di batang pohon yang sekarang tinggal sepertiga dari ukuran aslinya dulu.

“Aneh ya, tadi pagi matahari bersinar sangat terik, kupikir setelah badai kemarin, hari ini cuaca akan panas, tapi nyatanya awan mendung kembali datang”

“Ya mungkin matahari bersedih, karena kekasihnya sudah tidak ada”

**

(Oleh: Aurora -Okt 2016)

Ig: @au_9268

5 thoughts on “KASIH YANG TAK SAMPAI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *