Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

Karya-karya Djenar Maesa Ayu

buku-karya-djenar-maesa-ayu

Mulai tahun 2017, MaknaKata akan mencoba merangkum karya-karya sastra dari seorang penulis Indonesia disetiap bulannya. Nah, sebagai permulaan, kami akan mencoba untuk mengenalkan karya-karya dari Djenar Maesa Ayu.

Djenar Maesa Ayu merupakan sastrawan Indonesia yang lahir di Jakarta 14 Januari 1973. Ia kerap kali menulis mengenai seksualitas dan perempuan yang kerap kali dianggap tabu. Karyanya selalu kontroversi dan tergolong berani.

Yuk, mari kita intip karya-karyanya 🙂

  1. Mereka Bilang, Saya Monyet!

Karya pertama yang berupa kumpulan cerpen ini terbit di tahun 2002 dan mendapat penghargaan dari Katulistiwa award di tahun 2003. Dua dari dua belas cerpen ini telah difilmkan dengan judul yang sama dengan bukunya dan mendapat banyak penghargaan, salah satunya Indonesian Movie Award 2008 untuk kategori best actress dan new comer actress.

Kumpulan cerpen ini bercerita seputar seksualitas dengan bahasa yang gamblang dan vulgar. Ia kadang mengumpamakan manusia layaknya binatang dengan berbagai tingkah lakunya. Djenar memberi karya yang berbeda untuk kita baca.

  1. Jangan Main-main (dengan Kelaminmu)

Merupakan kumpulan cerpen yang terbit tahun 2004 yang terdiri dari sebelas judul. ‘Saya dimata sebagian orang’ dan ‘Menyusu ayah’ adalah karya yang patut kalian baca.

“Nama saya Nayla. Saya perempuan, tapi saya tidak lebih lemah dari laki-laki. Karena, saya tidak menyusu putting payudara Ibu. Saya menghisap penis Ayah.”-Menyusu ayah

“Sebagian orang menganggap saya munafik. Sebagian lagi menganggap saya pembual. Sebagian lagi menganggap saya sok gagah. Sebagian lagi menganggap saya sakit jiwa. Sebagian lagi menganggap saya murahan!”- Saya dimata sebagian orang

  1. Nayla

Nah, kalau yang ini novel. Terbit di tahun 2005, Nayla menjadi novel pertama Djenar. Nayla bercerita mengenai sosok gadis bernama Nayla yang berteman baik dengan peniti. Nayla yang tinggal bersama Ibu dan lelaki sang Ibu harus menerima pelecehan di usia yang sangat belia. Ia juga harus kehilangan Ayah kandungnya, kemudian harus terusir dari rumah lantaran Ibu tirinya. Kisah hidup yang cukup pelik tersaji di dalam novel ini.

“Tidak banyak korban pelecehan seksual bersedia membuka pengalaman traumatisnya. Mereka takut menerima penolakan. Namun di sisi lain, mereka sebenarnya ingin sekali didengar. Tapi….”

  1. Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek

Seperti karya-karya Djenar sebelumnya, Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek pun tidak jauh-jauh berbicara mengenai seks. Berisi 13 cerita pendek, buku ini bercerita mengenai cinta segitiga, perselingkuhan, dan pengkhianatan. Ia juga mengangkat cerita mengenai pedofilia kali ini. Yang menariknya lagi Djenar sering menggunakan sudut pandang yang berbeda-beda dalam setiap karyanya. Luar biasa!

  1. 1 Perempuan 14 Laki-laki

Dari judulnya, karya-karya Djenar memang selalu membuat penasaran. Salah satunya karya yang membutuhkan 14 laki-laki ini. Terbit di tahun 2011, proses pembuatan buku ini cukup unik. Tiap Bab ditulis secara bergantian dengan satu partner laki-laki.

“Dan pilihan hanyalah satu logika yang terpaksa harus diseragamkan. Oleh banyak orang. Olehnya…”- Kunang-kunang dalam bir

  1. Twitit!

Kumpulan cerita yang terbit tahun 2012, twitit tampaknya menjadi sebuah kicauan yang lebih dari 140 karakter. Tiap Babnya punya quote yang bagus. Salah satunya ini:

“Hidup bukan untuk mencari pemberhentian tapi untuk melakukan perjalanan”-Petasan, Setan!

Quote tersebut juga pernah digunakan di Film Nay. Film yang digarap oleh Djenar di tahun 2015. 

  1. SAIA

Karya teranyar dari Djenar yang satu ini terbit ditahun 2014. Ceritanya tetap mengusung tema seksualitas dan perempuan. Ada satu cerita mengenai Gadis Korek Api yang ceritanya cukup membuat miris. Gadis itu harus duduk diatas kursi yang didepannya terdapan meja yang ditutupi taplak meja. Kemudian, ia membiarkan kemaluannya menjadi tontonan para lelaki. Lelaki tersebut harus membeli korek api untuk bisa menyaksikan kemaluan gadis tersebut. Miris.

Nah, itulah karya Djenar Maesa Ayu. Yang penasaran, silahkan baca bukunya. Bahasanya memang berani dan vulgar, tapi tema mengenai seksualitas dan perempuan menyadarkan bahwa kehidupan seperti itu memang ada. Lewat karyanya pula Djenar mencoba menyuarakan kisah-kisah mereka yang minoritas, yang tertindas, dan terpinggirkan. Ia menyuarakan derita anak-anak yang menjadi korban pelecehan, dijual, dan terbuang serta sisi gelap sebuah kota.

Dari semua karyanya, terlihat bahwa Djenar senang sekali menggunakan nama tokoh NAY disetiap ceritanya. Coba saja perhatikan. 🙂

Selamat Membaca!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *