Permisi,
Boleh ku tengok isi hatimu kali ini?
Masihkah namaku terukir jelas di sana?
Sudah mulai memudar secara perlahan?
Katamu, waktu akan menyembuhkan
Kenangan akan menghilang bersamanya
Kata ‘sudah’ menjadi tanda kita ‘pisah’
Lalu mengapa, kau selalu ada di jendela ruang mayaku
Mengingatkan ku betapa menyebalkan kata ‘sudah’ yang diakhiri dengan ‘pisah’
Kenapa kenangan itu masih ada meski garis waktu terus melaju
Aku berhutang kata maaf padamu
Jika pintu hatimu telah tertutup rapat
Bisakah jendela hatimu tetap terbuka?
Untuk sekedar kata yang tak sempat ku ucap
Maaf, atas khilafku membagi cinta
Jatinangor, 18 Mei 2020
Eneng Nunuz R