Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

Eskapisme

Sebuah momen fiktif yang spesifik kerap kali menelisik imaji ku yang entah mengapa bisa muncul ketika ku tersadar:

Aku sedang berada di tepi tebing, yang dibawahnya terhampar laut biru dengan ombak-ombak sedang beradu dengan bebatuan di bagian bawah tebing.

Aku menengadah dan melihat sekeliling. Saat itu, langit sedang cerah tak berawan. Hanya langit biru dan sinaran cahaya mentari yang entah dimana posisi tepatnya. Angin berhembus menggelitik sensor-sensor di permukaan kulit. Aku lihat, aku bertelanjang kaki, dan memakai terusan putih sederhana.

Perhatianku lalu berpindah dari ujung jari kaki ke lautan yang ada di bawah ku. Aroma asin dan segar menari di indera penciumanku. Lalu aku berpikir, sepertinya disana hangat. Aku yakin laut itu hangat.

Seketika aku melemparkan tubuhku menuju pelukan laut. Ah, tak sabar merasakan kehangatan laut. Semakin kencang, semakin cepat, lalu permukaan laut menghantam tubuhku. Oh, tidak sakit ya, kupikir. Ya, tidak sakit karena aku langsung menikmati kehangatan laut yang memelukku dengan erat. Ya ampun, sungguh nyaman! Aku ingin merasakan ini lebih lama lagi. Toh nanti tubuhkan akan naik ke permukaan dengan sendirinya..

Ya, laut yang ku selami itu memang hangat sekali. Kupikir, aku sedang di bagian mananya dunia ya? Kupikir, wah kuat sekali aku menahan napas. Kurasakan baju ku menggelitik tungkai kaki ku mengikuti gerakan arus air.

Aku nikmati keheningan ini. Kurasa telingaku kemasukan air tapi tak masalah. Laut masih dalam sejauh mata melihat.

Lalu kupikir, ini memang sungguh nyaman nan hangat, tapi aku akan ke permukaan tidak ya?

Oleh: TY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *