Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

Dua wanita satu pria

she-king-queen
Gambar: The art of Oleg Neishtadt – He and She

Namaku Ratu. Aku adalah seorang wanita biasa yang bersuamikan seorang pria bernama Raja. Kehidupan rumah tangga kami bagaikan neraka jatuh ke bumi. Setiap hari aku laksana seorang budak, budak di masyarakat, budak di rumah, dan budak di ranjang.

Sikap Raja terhadapku berubah sejak pernikahan kami lima tahun silam. Malam pertama kami menjadi saksi bisu dimulainya kebengisan Raja terhadapku. Tidak seperti seorang raja yang memanjakan permaisurinya, Rajaku memperlakukanku layaknya anjing yang layak diburu. Dengan tawa kesetanannya akhirnya kutahu niat dia mempersuntingku, untuk merampas seluruh harta yang diwariskan ayahku.

***

Namaku Dayang, aku adalah seorang wanita cantik yang bersuamikan seorang pria bernama Raja. Kehidupan rumah tangga kami bagaikan surga turun ke bumi. Setiap hari aku laksana seorang permasuri yang dimanjakan rajanya.

Aku bukanlah satu-satunya wanita di hati Raja. Terdapat Ratu, seorang wanita lemah yang hanya dinikahi Raja untuk diambil kekayaannya. Perilaku Raja terhadap Ratu sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukannya kepadaku. Wanita itu layaknya seorang budak, budak di masyarakat, budak di rumah, dan budak di ranjang.

Namun wanita itu lebih beruntung dibanding aku. Statusnya resmi di mata hukum, seluruh orang mengenalnya sebagai istri sah Raja, jika diundang ke sebuah perhelatan, maka dialah yang akan selalu berdiri disamping Raja, menemaninya mengobrol dengan tamu lain. Aku hanya bisa menjadi bayang-bayangnya, hanya bisa muncul di kala-kala tertentu.

***

Namaku Ratu. Aku adalah seorang wanita yang tak berdaya yang hanya bisa pasrah diperlakukan layaknya binatang. Nafsu suamiku menyeretku ke ranjang malam ini. Tangan dan kakiku diikat, mulutku disekap dengan sehelai kain, dengan pelucut andalannya, dia sabet badanku berkali-kali, meninggalkan bekas luka yang sudah menumpuk di kulitku.

***

Namaku Dayang. Aku adalah seorang wanita seksi yang dapat memperdaya setiap lelaki yang melihatku, tak terkecuali suamiku. Malam ini nafsu Raja tak tertahankan. Kami saling beradu di ranjang. Menikmati setiap sentuhan dan kecupan.  Dia puas, aku puas. Dua badan menjadi satu.

***

Namaku Ratu. Seorang wanita yang sedang menangis pilu di pojok ruangan. Bukan, aku bukan menangis karena puluhan luka yang masih segar bertengger di tubuhku akibat perbuatan suamiku tadi malam. Aku menangis karena tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan kelakuan bejat suamiku.

***

Namaku Dayang. Seorang wanita yang sedang menangis pilu di pojok ruangan. Bukan, aku bukan menangis Karena berakhirnya kenikmatan surgawi yang kulakukan bersama suamiku tadi malam. Aku menangis karena mengasihani seorang Ratu yang tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan kelakuan bejat suami kami.

***

“Ratu, sudah saatnya kau bertindak, jangan kau mau lagi diperlakukan seperti ini oleh Raja”

Kudengar suara Dayang memanggilku dalam benakku.

“Tapi aku takut”

“Jika kau takut maka selamanya kau akan seperti ini, sudah saatnya kau ambil kembali apa yang menjadi hakmu”

“Jika semua ini berakhir, maukah kau tetap bersamaku?”

“Ya, aku akan tetap disini, bersamamu, selalu”

“Tolong bantu aku mengakhiri semua ini”

***

Namaku Dayang. Saat ini aku sedang bersama Ratu. Membantunya mengakhiri semua penderitaannya. Kusuruh dia untuk bangkit, lalu mengambil sebuah botol bir kosong yang tergeletak di lantai. Kusuruh dia untuk menerjang Raja, memukulnya dari belakang dengan botol tersebut. Kusuruh dia untuk menyeret tubuh Raja ke dapur. Kusuruh dia untuk menghunuskan pisau berkali-kali ke tubuh Raja yang semakin tidak berdaya. Kusuruh dia untuk menelepon polisi dan melaporkan apa yang telah dia lakukan terhadap Raja.

***

“Jadi anda membunuh suami anda karena disuruh oleh orang lain?”, polisi itu sekali lagi bertanya kepada seorang wanita yang ada didepannya.

“Iya”

“Dan anda bilang anda disuruh oleh Dayang?”

“Iya”

“Tapi dari olah TKP yang kami lakukan dan rekaman cctv di rumah anda, hanya anda dan suami yang ada saat itu”

“Tidak, ada seorang lagi, namanya Dayang”

“Oke, jika iya, dimana persisnya posisi Dayang saat itu?”

“Disini”, jawab wanita itu sambil menunjuk dirinya sendiri.

(Ditulis oleh: Aurora Fathyaa, Nopember 2016)

Ig: @au_9268

2 thoughts on “Dua wanita satu pria

Leave a Reply to Esa Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *