Hello Makna Kata

Menelisik Makna dalam Untaian Kata

Breakfast with Socrates – Sebuah Catatan

7021630

Bicara tentang filosofi mungkin sudah membuat otak kita berakumulasi: “Seriously? It’s too much and really hard!” atau mungkin kita akan berpikir:”Filsuf itu untuk orang-orang yang sudah tua, kalo masih muda, santai aja…..”

Padahal terkadang untuk membuat hidup santai dan mudah, kita memang harus “belajar” dari para pendahulu yang bisa membuat kita menikmati hidup dengan bijaksana :). Menjadi orang muda yang bukan “tong kosong nyaring bunyinya” atau malah bertingkah konyol dan penuh ego, karena dunia adalah milik saya! (sudah bukan dunia milik berdua lagi nih ;p)…seolah2 hanya “saya” yang pantas hidup di dunia ini atau hanya orang-oran yang “seotak” dengan saya yang pantas hidup, beda sedikit…you are garbage and not worth living. Wooowwww, padahal perbedaan kalau dipandang secara damai itu ternyata indah loh dan dapat memperkaya warna dalam hidup ini. And seriously, life is not just about black and white…it’s colorful 😀

Menjadi manusia seharusnya berarti menjadi makhluk yang bisa memahami, dan belajar memahami mengajarkan kita untuk bersikap bijaksana. Menjadi bijaksana bukan berarti mengalah pada suatu kondisi, nerimo aja, atau malah menjadi pengecut. Tapi belajar untuk bisa menerima bahwa di dunia ini tidak ada kebenaran mutlak maupun kesalahan mutlak. Apapun yang menjadi pilihan manusia dalam melakukan sesuatu pastilah ada alasan yang melatarbelakanginya, sebodoh dan sekonyol apapun perilaku itu.

Banyak hal sederhana yang terjadi dalam hidup ini yang terkadang berlalu begitu saja tanpa kesan. Padahal apabila kita mau sejenak saja merenung. Hal-hal simpel itu bisa sangat memperkaya jiwa kita 🙂

Buku “Breakfast with socrates” menceritakan dengan gamblang bahwa keseharian kita sangatlah sarat akan nilai-nilai filosofi yang dapat kita pahami dengan mudah – tanpa harus mengernyitkan dahi dan memutar otak untuk mencoba memahami artinya. Karena buku ini membuat kita merenungkan sejenak keseharian kita sesimpel apapun itu, mencoba untuk memperkaya hati, pikiran, dan jiwa dengan makna-makna hidup yang sesungguhnya telah kita alami sepanjang hidup kita, pilihan-pilihan yang kita putuskan dalam menjalani hidup, dan bagaimana cara kita belajar bangkit dari kegagalan yang mempengaruhi perjalanan ini. Menjalankannya seperti Descartes, Freud, Nietzsche, Marx, Weber, French feminist, Buddhism. Sesungguhnya kita telah berlatih menjadi seorang filsuf itu sendiri.

Well, selamat merayakan kekayaan hidup kita dengan cara yang sederhana. Dengan lebih mengenali diri sendiri, belajar memahami, dan menjadi bijaksana.

  There is no correlation between aging and being wise. It is the process on how you live your life and learn to be wise from it no matter how old are you.

-Rianti 2016-

(Rianti, Juli 2016)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2 thoughts on “Breakfast with Socrates – Sebuah Catatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *