Saat aku berada di depan kaca jendela dalam kamarku
Dan tetiba langit mendung, kemudian hujan turun
Kaca jendela itu kini tak lagi menyepi tatkala hujan turun
Karna airnya datang bertamu dan bercengkerama dengan kaca jendelaku
Lalu mereka saling berdekapan satu sama lain
Hingga akhirnya menguap, dijemput oleh sang surya
Karena sejatinya, hujan merupakan perwakilan perasaan rindu langit terhadap bumi
Andaikan, aku keluar jendela kamarku, lalu terbang mengepakkan keinginanku
Untuk mengembalikan asa
Di saat kita berdua bersama
Dikala kalbu belum kelabu
Dikala rindu tak begitu mencandu
Aku datang bertamu ke dalam kamarmu
Mengetuk pintu kelopak matamu
Apakah kau hendak membukakannya untukku?
Dan pulang sesaat dari alam tidurmu
Akhirnya,
Kamu pun terbangun
Lalu mengucapkan selamat mimpi
Dengan senyumanmu yang menghunus sanubariku
Hingga membuatku terbujur kelu nan memilu
Kutatap eloknya wajahmu
Becermin di bola matamu
Sesaat kuberpamitan bersejingkat untuk pulang
Tak sengaja aku memecahkan kaca jendela kamarmu
Aku memunguti pecahan-pecahan kaca yang berserakan di lantai
Dan jariku tak sengaja teriris oleh kenangan kita
Bandung, 2019
Karya: Reza Raihan